Header Ads

ads header

Breaking News

Perkembangan Islam di Indonesia | SKI XII Sem. 1


A. Situasi Kondisi Sebelum Kedatangan Islam

Sebelum kedatangan Islam pada abad ke XV dan XVI di wilayah Nusantara terjadi perubahan sosial yang luar biasa. Perubahan sosial itu terjadi disebabkan oleh persebaran agama Islam beserta sistem politinya yang ditandai dengan adanya perubahan keyakinan keagamaan dari masa kejayaan hindu budha ke masa perkembangan agama Islam. Pada saat bersamaan bermunculan kerajaan-kerajaan Islam menggantikan posisi kerajaan Hindu-Budha. Perubahan-perubahan tersebut dilatar belakangi berbagai faktor diantaranya :

  1. Letak geografis
  2. Keyakinan masyarakat
  3. Perekonomian
  4. Pemerintahan
  5. Kesenian dan sastra

Gambaran situasi dan kondisi wilayah Indonesia sebelum kedatangan Islam antara lain:

1. Letak geografis

Indonesi terletak diantara 5⁰54 LU sampai 11⁰ LS dan  95⁰ 01 BT sampai  141⁰ 02 BT. Posisi ini menunjukkan bahwa wilayah Indonesia berada di daerah khatulistiwa. Beriklimtropis dengan curah hujan tinggi. Iklim beserta angin musim menyebabkan adanya kemarau dan penghujan dengan waktu yang berbeda-beda pada tiap-tiap wilayah. Keberadaan 2 musim ini memberikan pengaruh yang kompleks pada berbagai aspek kehidupan penduduk pertanian, pelayaran dan perdagangan dan perdagangan erat kaitannya dengan musim.Kaitannya dengan perdagangan tidak dapat dilepaskan dari pelayaran.Sebagai wilayah kepulauan dengan posisi sebagai penghubung jalur perdagangan daratan Asia terutama antara Cina dan India dalam menjadikan wilayah ini sebagai wilayah yang strategis  dalam jalur perdagangan antar bangsa. Hal tersebut berdampak panjang terhadap masa depan sejarah bangsa Indonesia.

2. Keyakinan

Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Indonesia sudah menganut agama dan kepercayaan yang berbeda-beda dalam kehidupan, agama yang berkembang saat itu adalah agama yang berpusat pada kepercayaan adanya dewa-dewa. Dalam melaksanakan pemujaan terhadap dewa-dewa dibuat artefak keagamaan berupa bangunan atau relik. 

Agama Hindu-Budha berkembang pada masa Kerajaan Majapahit ditandai dengan bangunan candi yang terbesar di beberapa wilayah dengan arca-arcanya, prasasti dan kitab-kitab juga memberikan gambaran yang jelas terhadap potret keagamaan pada saat itu. Di wilayah lain dimana masyarakat tidak tersentuh agama Hindu- Budha, mereka masih mempertahankan agama asli yaitu kepercayaan kepada roh-roh yang mendiami benda-benda seperti pohon, batu, sungai dan gunung, dan dinamisme kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga dan kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup. Kepercayaan ini telah tumbuh dan berkembang sebelum agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia.

3. Politik dan pemerintahan

Bukti-bukti politik dan pemerintahan pada masa kerajaan majapahit dengan menggunakan data-data yang telah didapatkan dari prasasti maka dapat dikemukakan bahwa bangsa Indonesi telah mengenal sistem politik dan pemerintahan jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia. Prasasti dari Kutai yang selamai ini masih menjadi patokan babak dimulainya masa sejarah Indonesia dapat memberikan gambaran akan adanya sistem pemerintahan masa lalu.

Sedangkan struktur pemerintahan mulai dapat dilacak sejak masa Sriwijaya. Sejumlah prasasti menyebutkan adanya pelaksanaan dari keputusan raja dilengkapi dengan perincian saksi dan imbalan-imbalan yang diterimanya. Bukti sejarah yang tertulis dan cukup memadai diantaranya adalah Nagara Kartagama. Tulisan ini tidak hanya ditulis berdasarkan pandangan tentang hal-hal yang bersifat mistis serta mitologis, tetapi juga memuat gambaran nyata tentang kondisi sosial budaya,politik, ekonomi kerajaan majapahit. Setidaknya ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang politik dan pemerintahan masa menjelang berdaulatnya sebuah pemerintahan bercorak Islam.

4. Perekonomian dan perindustrian

Kumpulan rumah penduduk yang tersebar di lembah-lembah sungai dan daratan-daratan pegunungan dengan segala aktifitasnya merupakan pendukung utama keberlangsungan stabilitas ekonomi pemerintahan. Daerah pedalaman adalah daerah agraris yang tertutup. Perdagangan, sebagai satu aktivitas ekonomi dilakukan oleh  golongan rakyat yang harus berjalan dengan pedati atau sampan untuk transportasi dalam negeri.

Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian sebagian besar pemerintahan yang berdaulat di wilayah Nusantara. Dalam hal perdagangan di Asia Tenggara. Menurut  Van Leur, barang-barang yang diperdagangkan adalah yang bernilai tinggi seperti logam mulia perhiasan, pecah belah, kain tenun, juga bahan-bahan baku untuk keprluan kerajinan. Dari data arkeologis berupa sebaran temuan keramik disepanjang pantai utara jawa, bahkan sampai pedalaman dan pulau Sumatera dan Sulawesi, hubungan dagang wilayah ini dengan Cina telah terjalin sejak abad ke IX- X M. Sepanjang pantai utara jawa sejak abad ke IX M memegang peranan penting khususnya dalam bidang ekonomi.

Kehidupan perekonomian dalam bidang industri juga berkembang. Industri disini meliputi industri rumah tangga, kerajinan, dan industri logam. Istilah undagi yang berkaitan dengan kepandaian, keahlian seseorang yang memerlukan keahlian khusus, misalnya tukang kayu,atau ahli bangunan.

5. Sastra dan kesusastraan

Menurut Poerbatjaraka dan Zoetmulder dimana dia telah berhasil meneliti sastra Jawa itu jauh kemasa sebelum masuknya Islam ke Indonesia, pada masa Mataram Hindu- Budha . Kitab Mahabrata dan Ramayana sangat mungkin telah digubah ke dalam bahasa Jawa kuno pada permulaan abad ke X. Berinduk kepada kedua kitab itu maka banyak ditemukan gubahan-gubahan ceritera yang sangat mungkin diambil sebagian atau utuh ( sagga dan parwwa) menjadi bentuk kakawin  atau naskah-naskah yang lain. Bahkan seringkali naskah-naskah tersebut disesuaikan dengan kemuliaan yang ingin didapatkan oleh raja yang berkuasa ketika naskah itu digubah.Tiap-tiap daerah ditemukan deretan  naskah-naskah yang sangat penting sebagai sumber sejarah. Ada carita Parahyangan, Pararaton, Sutasoma, Nagara- kartagama, Arjunawiwaha, dan masih banyak naskah dan kitab yang lain. Kehidupan kesusastraan ketika itu tentunya juga tidak terlepas dari para pujangga sebagai penggubah dan pencipta karya sastra.Kaitannya dengan hal ini peran para brahmana dan pemuka agama sangat penting. Selain itu juga telah ditemukan adanya jabata-jabatan yang  menunjukkan adanya tokoh penulis seperti ceritera sang citralekha. 


B. Jalur Masuknya Islam di Indonesia

Membaca sejarah peradaban bangsa Indonesia yang berkaitan dengan masuknya Islam yang dikemukakan oleh para ahli, tidak bisa dipisahkan dari istilah Nusantara untuk menyebut wilayah Indonesia. Penyebaran agama Islam di Indonesia pada umumnya berlangsung melalui dua proses. 

  1. Penduduk pribumi berhubungan dengan agama islam kemudian menganutnya
  2. Orang-orang Asing Asia, seperti Arab,India dan Cina yang telah beragama Islam bertempat tinggal secara permanen di satu wilayah Indonesia melakukan perkawinan campuran dan mengikuti gaya hidup lokal.

Setidak-tidaknya ada empat teori tentang Islamisasi awal di Indonesia, yaitu :

  1. Teori India
  2. Teori Arab
  3. Teori Persia
  4. Teori Cina


1. Teori India

Teori ini dikemukakan oleh Pijnapel, Fatimi dan seorang orientalis Belanda yang meneliti tentang Islam di Indonesia bernama Snouck Hurgronje. Ia mengatakan bahwa agama Islam masuk ke Nusantara pada abad ke 13 M yang dibawah oleh para pedagang dari Cambay, Gujarat,India. Memang sebagian besar sejarawan asal Belanda, memegang teori bahwa Islam di Indonesia berasal dari anak benua India. Sementara seorang ilmuwan Barat Pijnapel yang mengaitkan asal mula Islam di Indonesia dengan daerah Gujarat dan Malabar.Menurutnya orang-orang Arab bermazhab Syafi'i yang berimigrasi dan menetap di wilayah India yang membawa Islam ke Nusantara.Snouck Hurgronje kemudian mengembangkan teori ini, dia berpendapat bahwa ketika Islam tiba di kota-kota pelabuhan anak Benua India, banyak diantara penduduknya yang beragama Islam dan tinggal di sana sebagai pedagang perantra dalam perdagangan Timur Tengah dengan Indonesia. Lalu mereka datang ke dunia Melayu (Indonesia) sebagai para penyebar Islam pertama. Setelah itu disusul oleh orang-orang Arab. Dia mengatakan bahwa abad ke 12 sebagai periode paling mungkin dari permulaan penyebaran Islam di Indonesia. 

2. Teori Arab

Teori ini dikemukakan oleh Sir Thomas Arnold, ia berpandangan bahwa, para pedagang Arab telah menyebarkan Islam ketika mereka menguasai secara dominan perdagangan Barat-Timur sejak awal abad Hijriah atau abad ke 7 dan 8 M. Meskipun tidak terdapat catatan-catatan sejarah tentang kegiatan mereka dalam penyebaran Islam. Namun ia berasumsi bahwa mereka juga terlibat dalam penyebaran agama Islam kepada penduduk lokal di Indonesia.

Dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia teori ini mengatakan bahwa Islam datang ke Indonesia secara langsung dari Arab, tidak melalui perantra bangsa lain. Beberapa bukti sejarah dikemukakan untuk menguatkan teori ini.Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Mekah (Arab) sebagai pusat agama Islam sejak abad ke 7. Salah satu sejarawan yang mendukung teori ini adalah prof. Hamka. Dia mengatakan bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah  (abad 7-8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat internasional sudah dimulai melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina (Asia Timur), Sriwijaya di Asia Tenggara, dan Bani Umayyah di Asia Barat.

Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh sebelum Sejarah Masehi.Hamka berpendapat bahwa pada tahun 625 M, berdasarkan sebuah naskah Tiongkok yang dicatat oleh pendeta Budha I- Tsing yang melakukan perjalanan dari Canton menuju India. Sejarawan lain juga mendukung teori Arab adalah Uka Tjandrasasmita, A Hasymi, Azymardi Azra dan lain-lain .Selain informasi tersebut, Azyumardi Azra menambahkan, bahwa ditemukannya adaptasi lain yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah atas pengaruh bangsa Arab ini. Misalnya dari segi bahasa dan tradisi yang dilakukan oleh bangsa Arab atau Persia yang egaliter.

Azyumardi Azra menambahkan, Islam datang ke Indonesia pada abad ke 7 M, namun baru dianut secara terbatas oleh para pedagang Arab yang berdagang di Indonesia,dan baru mulai tersebar dan dianut oleh masyarakat Indonesia pada abad ke 12, yang disebarkan oleh para sufi pengembara yang berasal dari Arab.Alasan ini dikuatkan oleh corak Islam awal yang dianut oleh masyarakat Indonesia adalah Islam bercorak Sufistik, karena pada masa Al Ghazali muncul sufi-sufi pengembara yang bertujuan untuk menyebarkan Islam tanpa pamrih, maka sufu-sufi inilah yang disinyalir datang dan menyebarkan Islam di Indonesia.

3. Teori Persia

Sejarawan Hoesein Djajaningrat adalah orang yang mengemukakan teori ini. Dalam teori ini dinyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke 13 M di Sumatera yang berpusat di samudra Pasai. Teori Persia lebih menitik beratkan tinjauannya pada aspek persamaan kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia dengan Persia. Bukti-bikti persamaan tersebut  diantaranya adalah:

  1. Adanya peringatan 10 Muharam atau 'Asyura  atas meninggalnya Husein cucu nabi Muhammad Saw.  di Karbala, yang sangat dijunjung oleh kaum muslim Syiah di Iran ( )ersia ). Di Sumatra Barat, peringatan tersebut disebut dengan upacara keranda Tabut yaitu mengarak keranda yang diatas  namakan keranda Husain dan di sebut' keranda Tabut' untuk dilempar di sungai.Sedangkan di pilau jawa ditandai dengan pembuatan Bubur Syuro.
  2. Adanya kesamaan konsep ajaran sufisme yang dianut Syaikh Siti Jenar dengan Al-Hallaj,seorang sufi besar dari Persia
  3. Penggunaan istilah bahasa Iran (Persia) dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi harokat. Contoh Jabar-fatha-jer-kasrah dan dhammah.
  4. Adanya prsamaan batu nisan Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 M di Gresik dan malik al saleh 1297 M di Pasai  yang berasal dari Gujarat. Berdasarkan hal tersebut Hoesein Djajaningrat berpendapat  bahwa Gujarat merupakan daerah yang mendapat pengaruh dari Persia yang menganut paham Syiah dan di bawa ke Indonesia.


4. Teori China

Teori ini mengatakan bahwa Islam datang ke Indonesia (Jawa dan Sumatra) berasal dari para perantau China. Menurut teori ini, orang China telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam di kenal di Indonesia. Pada masa Hindu Budha, etnis China atau Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam telah sampai di China pada abad ke 7 M, masa di mana agama ini baru berkembang. Sumanto al-Qurtuby dalam bukunya Arus China - Islam Jawa menyatakan, menurut kronik pada masa dinastiTang (618 -9.60). Di daerah kanton, Zhang-Zhooo, kuanzhou, dan pesisir China di pesisir China bagian selatan yang terdapat di sejumlah daerah pemukiman Islam.


           

            

Tidak ada komentar